Membangun Kerajaan Allah
Penulis : Stevanus Parinussa
Penerbit : Steviera Literatur
Tebal Buku : 223 Halaman
Ukuran Buku : 23 x 15,5 cm
Harga Jual : Rp. 110.000,00
Menilik sejenak awal dari penulisan buku berjudul: ‘Jejak Sang Misionaris: Membangun Kerajaan Allah’, ini merupakan pengembangan pemikiran dari ketertarikan penulis mengenai kontekstualisasi strategi misi Paulus dalam mengembangkan pelayanan misi yang relevan, khususnya di masa kini. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga bagi ilmu pengetahuan, khususnya teologi misi dan bagi gereja dalam menetapkan strategi misi yang tepat dan efektif, sehingga mudah untuk diaplikasikan bagi pertumbuhan gereja yang baik.
Paulus dapat dikatakan sebagai seorang penginjil dan misionaris yang berhasil melakukan tugas Amanat Agung dan memberikan warna dinamika pelaksanaan misi di sepanjang masa. Energisitas sepanjang pelayanan Paulus banyak jiwa telah dimenangkan bagi Kristus. Kualitas keberhasilan Paulus didukung oleh banyak faktor di dalam menjalankan strategi misinya. Di antara beberapa faktor pendukung, hal utama yang selalu dipegang Paulus adalah Pimpinan Roh Kudus.
Pada perjalanan misi dan penginjilannya, Paulus menghadapi banyak tantangan, hambatan bahkan bahaya yang mengancam, namun oleh kekuatan Roh Kudus-lah yang memungkinkan Paulus dapat menghadapi semua itu dan bertahan sampai akhir. Selain pimpinan Roh Kudus, integritas kepribadian Paulus juga merupakan faktor penting yang membentuk model kepemimpinan misi yang dimilikinya. Visi dan misi pelayanan yang dimiliki Paulus dijalankan dengan konsisten. Hal ini dikarenakan perjumpaannya dengan Kristus dan pengenalannya akan Kristus yang mendalam sebagai landasan ajaran dan pola pelayanan misionernya.
Paulus dikenal sebagai Rasul dan Martir Kristus yang taat pada panggilannya, sekaligus seorang pemimpin dan pelayan Kristus yang memberikan perhatian penuh pada perkembangan dan kehidupan kerohanian jemaat yang telah dirintisnya. Tentunya, banyak hal yang dapat dipelajari oleh gereja masa kini dari kehidupan dan pelayanan Paulus dalam perjalanan misi dan penginjilannya. Penerapannya bagi pertumbuhan gereja sangat ditentukan oleh kemauan gereja untuk menerima kelemahan yang ada dan secara maksimal memperbaiki kelemahan tersebut, sehingga pertumbuhan gereja yang baik dan positif dapat tercapai.
Hal yang perlu digarisbawahi sebagai berikut: Pertama, gereja harus tampak sebagai suatu kesatuan yang utuh untuk membangun Tubuh Kristus. Kedua, gereja yang kudus harus tampak sebagai gerakan pengudusan bagi orang berdosa, yakni dimana kehadiran gereja harus mampu membawa pengampunan, kesembuhan dan pengalaman mengalami pengudusan Allah dalam hidup orang percaya. Menjadikan jemaat sebagai imamat yang rajani, bersekutu dalam kekudusan satu dengan yang lain mengikuti prinsip-prinsip Alkitab. Ketiga, gereja harus tampak sebagai penggerak pendamaian bagi dunia dengan menjadikan dirinya sebagai orang Kristen yang memberikan impak global, menerima satu dengan yang lain, berperan sebagai utusan Kristus, membentuk jejaring yang solid dalam Pekabaran Injil, penyerahan diri untuk menggapai dunia bagi Kristus, menghancurkan jurang pemisah dan saling mengasihi. Keempat, gereja harus tampak sebagai gerakan yang bersaksi dengan mengajar, memuridkan, menerima instruksi, berteologi, memegang tanggungjawab dalam membangun dan membina warga jemaat dan pelayanan, bersaksi, memobilisasi dan mengutus para utusan Injil.